jual Rumah murah di daerah bekasi | depok | bali



Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Selasa, 10 Januari 2017

Halo teman blogger, di postingan kali ini saya ingin sedikit sharing ihwal sesuatu hal yang masih berkaitan dengan dunia blogging, yang mana hal ini menyangkut pelanggaran hak cipta. Yakni sebuah tindakan meniru atau mencaplok karya orang lain secara tidak bertanggung jawab. Tindakan menyerupai ini kerap disebut sebagai Plagiarisme.

Dalam dunia blogging, tindakan Plagiarisme ini sanggup dibilang merupakan salah satu aspek yang harus menerima perhatian. Kenapa? Karena pengaruh yang ditimbulkan sanggup jadi sangat merugikan, baik itu bagi si pemilik hak cipta maupun bagi si plagiator tersebut. Bukan Cuma dalam bidang blogging sebenarnya, dalam bidang kreatif lain pun berlaku hal yang sama. Plagiarismee kerap menjadi sebuah momok yang angker sekaligus menjengkelkan bagi para pekerja kreatif.

Bayangkan saja, ketika seseorang mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran hingga berdarah-darah untuk menciptakan sebuah karya berkualitas, namun lalu di luaran sana ada pihak  yang dengan sengaja dan seenaknya mengklaim bahwa ia pemilik hak ciptanya. Bagaimana perasaan Anda ketika ada di posisi korban sang plagiator tersebut? Tentu sedikitnya ada rasa dongkol dalam hati.

Terlebih dalam blogging, missal Anda telah menghabiskan banyak waktu dan pikiran untuk menulis satu buah artikel utuh yang cukup panjang sejumlah 3000 atau lebih kata. Kemudian, keesokan harinya ada orang yang mencaplok dan copas bulat-bulat artikel Anda, dan hanya butuh beberapa menit  untuk kemudia artikel tersebut terpajang  di blog mereka tanpa sedikitpun menyebutkan sumber. Bagimana rasanya?

Tapi ya memang begitulah fakta yang ada. Dalam bidang kreatif apapun, yang namanya Plagiarisme itu sangat rawan terjadi. Apalagi blogging, kontennya yakni tulisan, dan goresan pena yang telah terpublish sanggup dilihat dan dibaca oleh banyak orang untuk diambil manfaatnya. Dan untuk sebagian orang bukan hanya diambil manfaatnya, tapi juga diambil juga isi artikelnya untuk dipajang di blognya dan diklaim sebagai milik mereka.

Bahkan kita sendiri juga mungkin pernah atau hampir terjebak juga dalam Plagiarisme. Mencopas postingan orang lain secara bulat-bulat, baik untuk tujuan komersial maupun tujuan iseng-iseng atau coba-coba menyerupai yang sering dilakuan newbie (pemula) ketika pertama kali ngeblog, resah blognya mau diisi apa, ya diisi saja dengan copas dari postingan orang lain dulu.  Tidak usah mencari kambing hitam, wong itu pengalaman saya juga kok dulu pas awal-awal ngeblog.

Sebuah pertanyaan muncul. Saya tidak mencopas postingan orang lain. Tapi hanya melihat untuk dijadikan ilham mencari ide artikel untuk lalu disusun dengan bahasa dan redaksi sendiri. Salahkah menengok artikel blog lain untuk dijadikan materi inspirasi? Jelas tidak.. Tidak salah sama sekali. Namun tetap ada batasan-batasan yang harus kita perhatikan semoga terhindar dari Plagiarisme. Karena yang namanya Plagiarisme dalam dunia blogging itu bukan hanya berarti mencopas keseluruhan isi postingan sehingga terdapat kesamaan (duplicate content). Tapi juga sanggup alasannya yakni ada beberapa bagian, baik paragraph maupun kalimat yang disinyalir  atau terdeteksi sebagai hasil dari tindakan plagiat.

Jadi sejauh mana bekerjsama batasan sebuah postingan dikatakan terbebas dari Plagiarisme? Adakah criteria khusus?

Ini ia point Intinya :

Sebuah goresan pena sanggup disebut benar-benar terbebas dari Plagiarisme jikalau tidak ada 3 kata yang sama persis secara berurutan, dan juga berada pada topik artikel yang serupa. 
Contohnya: di artikel lain terpublikasi
"Ini akan menjadikan  facebook Anda terhindar dari berita-berita hoax".

Dan di artikel Anda tertulis
"Hal ini akan membuat  facebook Anda terhindar dari gosip hoax".
3 kata ‘Facebook Anda terhindar’ di kedua kalimat di atas akan terdeteksi sebagai Plagiarisme. Karena menyerupai criteria yang sudah disebutkan, kedua kalimat di atas mengandung 3 kata yang sama secara berurutan dan juga dalam kategori / topik yang sama yaitu facebook.

Bagaimanakah solusinya? Tulislah dengan kata-kata dan redaksi sendiri. Menulis dengan kata-kata sendiri kemungkinan besar akan terhindar dari plagiarisme, alasannya yakni cara pembawaan penulisan setiap orang pastinya berbeda. Kemudian carilah padanan kata sinonim sehingga tidak terdeteksi plagiat. Dan sanggup juga dengan mensiasati mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.

Lalu pertanyaannya, apakah memang dilarang terkandung 3 kata yang sama secara berututan antara satu artikel dan artikel lainnya, dalam topik yang sama?

Menurut mba Ratri sendiri, hal ini bukanlah hukum pasti. Aturan ini sanggup saja berlaku jikalau yang dibandingkan yakni hanya kalimat pendek menyerupai pola di atas. Tapi pada kenyataannya, jikalau konten yang dibandingkan memuat konten yang panjang, tentu ada criteria lain untuk memilih apakah satu konten terdapat Plagiarisme atau tidak. Intinya usahakan minimal harus mempunyai persentase originalitas sebesar 90%.

Lalu bagaimana cara mengetahui tingkat originalitas dari artikel kita, apakah mengandung Plagiarisme atau tidak. Gampang saja, Anda sanggup melaksanakan pengecekan di tools yang berfungsi untuk mengecek plagiarsme. Salah satunya yang sering saya pakai yakni Plagiarismea.net dan smallseotools. Dengan memakai tools online tersebut, kita sanggup mengetahui apakah artikel kita terdeteksi Plagiarisme atau tidak. Nanti akan terlihat berapa skor berupa nilai persentase originalitas. Kalau artikel yang Anda buat memang hasil goresan pena sendiri, saya rasa Anda tidak perlu khawatir, alasannya yakni dipastikan artikel Anda akan menerima skor originalitas yang tinggi, di atas 90%.

Bagaimana caranya? Gampang saja. Kali ini saya coba memakai smallseotools. Tools ini gratis namun cukup powerfull untuk mendeteksi Plagiarisme.
  1. Silakan buka link berikut smallseotools.com/Plagiarism-checker/
  2. Lalu akan terbuka field / bidang isian. Inputkan teks artikel yang akan dicek ke dalamnya. Maksimal sekali pengecekan untuk setiap bidang yakni sejumlah 1000 kata.
  3. Scroll ke bawah, inputkan captcha.
  4. Mulai chek dan tunggu prosesnya berjalan.
  5. Setelah selesai, maka akan sanggup diketahui berapa nilai / skor persentase originalitas dari artikel anda. Jika nilainya di atas 90%, maka selamat. Artikel anda sudah layak untuk dipublish di blog.
Catatan: 
Pastikan artikel yang dicek memakai smallseotools itu belum dipost / dipublish ke blog Anda. Karena jikalau itu terjadi, maka smallseotools akan juga menghitung dan mendeteksi blog Anda yang berisi artikel tersebut, sehingga nanti hasil skor yang dihasilkan menjadi tidak akurat.

Adapun untuk Plagiarismea.net, caranya juga sama. Bedanya, di sini Anda perlu terlebih dahulu menciptakan akun, kalau di smallseotools tidak perlu.

Sebenarnya masih banyak cara dan tools lain untuk mengecek Plagiarisme ini. Salah satunya yang paling terkenal yakni copyscape. Berbeda dengan kedua tools di atas yang berfungsi untuk mengecek artikel yang masih mentah (belum dipublish), Copyscape sendiri mengecek artikel yang telah terpublish, yakni dengan memasukkan URL dari artikel tersebut. Hasilnya akan disajikan laporan blog-blog atau situs yang terdeteksi mempunyai konten sama dengan konten artikel yang dicek.

Baik, sekian saja artikel sederhana plagiarisme ini. Intinya adalah, sebagai blogger tetaplah senantiasa berusaha menghasilkan konten original. Sejelek apapun tulisannya, akan tetap lebih manis dan lebih bernilai ketimbang cuma kopas karya orang lain secara bulat-bulat.